Nurbaiti: Yang penting anak tetap sekolah
“Dulu saya suka khawatir hari ini keluarga saya mau makan apa. Hidup saya dulu susah.”
Nurbaiti tidak dapat menyembunyikan rasa syukurnya saat mengenang perjalanannya selama 12 tahun terakhir. Pabrik konveksi tempat dia dulu bekerja ditutup, sehingga ia tak punya pekerjaan sementara biaya hidup tak berkurang. Ia kemudian memutuskan berjualan nasi uduk, pilihan yang ia pikir paling mudah dan masuk akal saat itu.
Masih jelas di ingatan Nurbaiti bagaimana ia harus meminjam uang ke saudara hanya agar usahanya tetap berjalan. Kecil saja jumlahnya, sekitar Rp 100-300 ribu.
“Jam setengah tiga pagi saya sudah bangun, siap-siap masak nasi uduk lalu naik motor buat jualan dan bali lagi ke rumah pas siang,” kata ibu berusia 49 tahun ini.
Satu hari di 2012, empat tahun setelah Nurbaiti berjualan nasi uduk, YCAB Ventures datang ke rumahnya untuk menawarkan pinjaman modal usaha. Nurbaiti langsung tertarik dan mengajukan permohonan pinjaman.
“Untungnya prosesnya nggak ribet, soalnya saya ingin tambah modal dagang,” kata Nurbaiti.
Saat itu, tiga anak Nurbaiti masih bersekolah. Dengan tambahan modal dagang, pikirnya, usahanya bisa berkembang dan penghasilannya pun akan bertambah. Ia perlu uang untuk biaya pendidikan anak-anaknya. Nurbaiti percaya bahwa pendidikan sangat penting untuk masa depan anak-anaknya.
“Saya selalu bilang ke anak-anak saya, ‘Pokoknya kalian tahunya belajar saja’,” kata Nurbaiti yang kerap mesti datang ke sekolah anaknya, memohon supaya bisa mencicil biaya sekolah. Ia tak punya cukup uang untuk membayar sekaligus.
Dengan pinjaman dari YCAB Ventures, usaha kecil Nurbaiti perlahan berkembang. Dia kemudian membuka warung makanan dan sembako. Ratusan bungkus makanan berhasil ia jual setiap harinya dan tentu saja keuntungannya pun meningkat.
Usahanya sempat sepi sehingga terpaksa tutup pada 2015. Namun, tak lama berselang, Nurbaiti mengumpulkan tekad dan kembali membuka usaha. Sekarang dia mempekerjakan satu orang untuk membantunya mengelola usaha.
“Selama saya masih sehat, saya mau terus berusaha. Saya ingin punya warung di tempat yang lebih ramai,” kata Nurbaiti. “Saya yakin impian saya bisa tercapai.”
Sekarang, dua anaknya sudah lulus sekolah. Anika, anaknya yang kedua, berhasil mendapatkan beasiswa YCAB dan saat ini sedang kuliah di jurusan manajemen di sebuah universitas di Tangerang. Sembari kuliah, Anika juga bekerja sebagai Relationship Officer di YCAB di Tangerang.
“Suatu hari nanti saya ingin punya toko beras dan ibu saya yang menjalankan bisnisnya,” ujar Anika.